SOAL CP 1 PENGANTAR
MANAJEMEN
DOSEN: HJ.I.G.A.AJU NITYA
DHARMANI,SE,MM
HARI SENIN 6 NOVEMBER 2017
Tujuan soal kasus UTS
Pengantar Manajemen
Sudah menjadi keyakinan yang jamak, bahwa pembelajaran
yang efektif tidak dapat hanya dilakukan dengan metode klasikal atau
perkuliahan yang menempatkan mahasiswa sebagai objek pasif yang harus mencerna
informasi apapun yang diberikan oleh pengajar. Melainkan, dibutuhkan metode
pembelajaran yang terpusat pada siswa (student-centered learning) yang
mendorong mahasiswa untuk berperan sebagai pembelajar aktif dalam
mengeksplorasi topik studi. Tidak terkecuali dalam konteks pendidikan
manajemen, supaya mahasiswa dapat mempelajari ilmu manajemen dengan lebih
efektif diperlukan sarana penunjang sebagai “laboratorium” sehingga mahasiswa
dapat mengaplikasikan pengetahuan mengenai konsep-konsep manajemen bisnis dan
merefleksikannya, supaya mahasiswa dapat memahami apa yang dipelajari dengan
lebih matang dan mendalam. Berbeda dengan ilmu sains, “laboratorium” untuk ilmu
manajemen bisnis tidak mudah dan murah untuk didapatkan, seperti kegiatan
magang (internship), coaching atau mentoring dari para praktisi bisnis juga
menjadi kegiatan alternatif. Salah satu metode yang diperkenalkan oleh Harvard
Business School pada dekade pertama Abad ke-20 adalah dengan membawa kasus dan
pengalaman manajerial bisnis nyata ke dalam kelas melalui paparan kasus-kasus manajemen sehingga pengetahuan yang
akan di dapat oleh mahasiswa tidak terbatas pada konteks tertentu seperti
halnya pada kegiatan magang (internship).
SOAL KASUS :
Globalisasi telah menimbulkan dampak
yang sangat besar bagi perekonomian. Meskipun demikian, globalisasi juga
menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Kemiskinan dan ketidakmerataan
distribusi pendapatan yang terjadi diakibatkan oleh ketidakmerataan distribusi
kesempatan dan lapangan pekerjaan antara wilayah pedesaan dan perkotaan.
Ketimpangan ini tampak jelas dalam perkembangan angkatan kerja yang berlangsung
jauh lebih pesat dibanding kemampuan penyerapan tenaga kerja. Sebagian besar
lapangan kerja di perusahaan pada tingkat organisasi yang rendah yang tidak
membutuhkan keterampilan yang khusus, lebih banyak memberi peluang bagi tenaga
kerja wanita. Kemiskinan, tuntutan ekonomi yang mendesak, dan berkurangnya
peluang serta penghasilan di bidang pertanian yang tidak memberikan suatu hasil
yang tepat dan rutin, dan adanya kesempatan untuk bekerja di bidang industri
telah memberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga kerja. Bahkan banyak
perempuan Indonesia yang menguatkan diri untuk bekerja ke luar negeri dengan
tawaran gaji yang relatif lebih besar.
Di
Indonesia, Usaha UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam
pengentasan kemiskinan. Dari statistik dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili
jumlah kelompok usaha terbesar. UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar
dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian
nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca
krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya
terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup
besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi
pengangguran. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran kita untuk mengembangkan
UMKM di Indonesia agar terciptanya kesejahteraan masyarakat.
Tugas anda adalah membuka link
Bacalah dan pilihlah salah satu
kasus kasus yang ada lalu buatlah analisis pemahamanmu pada kasus tersebut
dalam bentuk skema .
SELAMAT MENGERJAKAN.
OPERATIONAL RISK
KODAK
Penyebab Kodak
Bangkrut
Liputan6.com, New York: Setelah Eastman Kodak Corporation dinyatakan pailit, muncul beragam
penelitian tentang penyebab kebangkrutan perusahaan pelopor film fotografi
tersebut.
Menurut sejumlah pengamat, seperti dikutip laman timesofindia.com, Senin (23/1), perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun.Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Menurut sejumlah pengamat, seperti dikutip laman timesofindia.com, Senin (23/1), perusahaan pelopor fotografi tersebut tak sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun.Tidak seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat bisnis mereka menurun.
Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek-proyek baru terlalu cepat
yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas pada penilaian
Rochester, New York, yang membutakan perusahaan untuk berinovasi pada teknologi
lain.
"Kodak sangat puas dengan penilaiain Rochester dan tak pernah
mengembangkan kehadiran teknologi baru di pusat-pusat dunia," ujar
Rosabeth Kanter, Profesor Administrasi Bisnis Arbuckle di Harvard Business
School."Ini seperti mereka tinggal di museum," sindirnya.
Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap gambar
pada pelat kaca besar.Tak puas dengan terobosan itu, dia melanjutkan untuk
mengembangkan film roll dan kemudian kamera Brownie.Selanjutnya pada 1960,
Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan besar di tahun
1975, saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan kamera digital.
Namun, Kodak tak segera mencium potensi pasar tersebut dan tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche.Para eksekutif juga takut mengorbankan penjualan film initi mereka.
Namun, Kodak tak segera mencium potensi pasar tersebut dan tak fokus pada high-end kamera bagi pasar niche.Para eksekutif juga takut mengorbankan penjualan film initi mereka.
"Ketika (George Eastman) meninggal, ia menyisakan pengaruh pada
perusahaan, yang salah satunya Kodak akan terus terikat dalam nostalgia,"
kata Nancy Westt, seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari University
of Missouri. "Nostalgia memang indah, tapi itu tidak memungkinkan orang
untuk bergerak maju." tandasnya.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut
melewatkan peluang bisnis.Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan
pekan lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini bisa terhubung
secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook.Namun beberapa
pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung ke web tanpa
membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi.
"Orang tidak hanya tertarik dengan fitur baru, kecuali sesuatu yang
revolusioner, dan ini adalah fitur tambahan,"ujar Suzanne Kantra, Editor
Blog Teknologi Techlicious dan matan Editor Teknologi Popular Science.
Analis mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika
telah berhasil meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk
menyimpan, berbagi, dan mengedit foto-foto mereka.Sebaliknya, Kodak berfokus
terlalu banyak pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan
sosial seperti Facebook.
Bangkrutnya Kodak, bangkrutnya pelopor fotografi
Jakarta (ANTARA News) - Eastman Kodak Co, ikon fotografi yang menemukan
kamera tenteng (hand-held) telah mengajukan pailit dan berencana
mengerutkan postur usahanya. Langkah ini ditempuh demi menghentikan laju terjun
bebas dari meruginya salah satu perusahaan terkenal di Amerika Serikat itu.
Pengajuan pailit yang di Amerika terkenal dengan Pasal 11 ini, membuat
Kodak menjadi perusahaan terbesar yang menjadi korban krisis di era
digital. Perusahaan ini gagal mengeluarkan teknologi lebih modern seperti
kamera digital yang ironisnya justru ditemukannya.Kodak pernah mendominasi
industri ini.
Status pailit ini membuat perusahaan yang didirikan pada 1880 itu mampu
mendapatkan pembeli untuk sekitar 1.100 paten digitalnya.Kodak kini mempekerjakan
17.000 staf di seluruh dunia, padahal sembilan tahun lalu ada 63.900orang.
"Ini adalah hari yang sangat menyedihkan sekalipun kita telah berusaha
mencegahnya," kata Shannon Cross, analis pada Cross Research."Jika
perusahaan ini bertahan, maka akan menjadi entitas (bisnis) yang jauh lebih
kecil."
Menurut berkas ajuan pailit ke pengadilan pailit AS di Manhattan, Kodak
memiliki asset 5,1 miliar dolar AS dan 6,75 miliar dolar AS liabilitas sampai
akhir September lalu. Dari berkas itu pula diketahui bahwa Chief Financial
Officer Antoinette McCorvey mengungkapkan rencana Kodak untuk menjual
asset-asset pentingnya selama pailit itu.
Kodak berharap menuntaskan program restrukturisasi pada 2013. "Ini
adalah satu langkah yang memang dibutuhkan dan hal baik yang mesti dilakuan
demi masa depan Kodak," kata Chairman dan Chief Executive Antonio Perez.
Nilai pasar Kodak telah amblas di bawah 100 juta dolar AS dari 31 miliar dolar
AS yang dicapai 15 tahun lalu ketika harga sahamnya bertengger di 94 dolar AS.
Tapi kini harga sahamnya hanya 30 sen.
Kodak akhirnya memenangkan persetujuan resmi hakim kepailitan AS Allan
Gropper untuk mendapatkan dana talangan senilai 650 juta dolar AS dari
konsorsium pimpinan Citigroup Inc. Jumlah ini kurang 300 juta dolar AS dari
yang diminta Kodak. Tapi itu cukup membantu perusahaan untuk tetap
beroperasi dan menghindari dilikuidasi. Dengar pendapat akhir akan
dilangsungkan 15 Februari nanti. Proposal paket 18 bulan yang diajukan Kodak
ini ditentang para kreditor karena khawatir Kodak tak bisa melunasinya, apalagi
jika manajemen membiarkan kerugian terus menggunung dan gagal mereorganisasi
perusahaan.
"Tak akan menjadi Pasal 7," kata hakim, merujuk kode pasal
kepailitan di AS yang berarti sebuah perusahaan harus dilikuidasi.
Paten digital
Perez, mantan eksekutif Hewlett-Packard Co yang menjadi kepala Kodak pada
2005, beberapa tahun terakhir telah membanting usaha Kodak ke bisnis printer
namun gagal memperbaiki profitabiltas perusahaan. Sejak 2007 Kodak tak
bisa lagi untung.Kodak tertinggal untuk waktu lama dari para pesaingnya, kata
Ananda Baruah, analis Brean Murray.Kodak berjuang keras memenuhi kewajiban
pensiun dan lainnya bagi lebih dari 65.000 pekerja, pensiunan dan lainnya.
McCorvey mengatakan Apple Inc, produsen BlackBerry Research in Motion Ltd
dan HTC Corp dari Taiwan mundur dari negosiasi paten karena kondisi keuangan
Kodak berdarah-darah. Litigasi paten terpenting Kodak untuk bisa untung
kembali.Kodak menggugat Apple, Research in Motion dan HTC karena melanggar
paten, namun ketiga perusahaan ini membantah. Menurut McCorvey, Kodak menderita
krisis likuiditas yang akut setelah para vendor menghentikan pengapalan dan
penyediaan jasa, serta menuntut jangka pembayaran yang lebih pendek. Kodak
mengaku memiliki dana tunai 820 juta dolar AS, tapi angka itu anjlok hingga
hanya 56,7 juta dolar AS. Dan ini menekan kantor pusat Kodak di
Rochester, New York, di mana jumlah pekerjanya terpangkas menjadi sekitar 7.000
orang dari sebelumnya 60.000 orang.
Andrew Cuomo, Gubernur New York, menyebut status pailit Kodak ini sebagai
berita yang sulit dan disesalkan oleh kota tersebut, sementara Bank investasi
Lazard membantu Kodak untuk mendapatkan pembeli paten
digitalnya. Mark Zupan, dekan fakultas bisnis Universitas Rochester,
mengatakan Kodak masih memiliki banyak sekali nilai sehingga tak perlu
dilikuidasi. "Segmen-segmen akan cukup menguntungkan demi mempertahankan
status leader ketika perusahaan menjadi lebih ramping," katanya. Perez
mengatakan pailit akan membantu Kodak memaksimalisasi nilai paten yang
berkaitan dengan pencitraan digital yang digunakan secara virtual dalam setiap
kamera digital modern, ponsel pintar dan tablet. Andrew Dietderich, pengacara
Kodak, berkata kepada Gropper dalam dengar pendapat Kamis itu bahwa perusahaan
itu percaya masih memiliki hak intelektual antara 2,2 - 2,6 miliar dolar AS. Di
antara 100.000 kreditor Kodak itu diantaranya adalah Wal-Mart Stores Inc,
Target Corp, Sony Corp dan Walt Disney Co.
Trademark
George Eastman yang putus sekolah SMA dari kawasan utara New York, mendirikan perusahaan ini pada 1880 dan mulai membuat piringan-piringan fotografis. Untuk mengembangkan bisnisnya, dia menggunakan mesin bekas untuk membuat piringan-piringan foto. Dalam delapan tahun, nama Kodak menjadi trademark. Perusahaan ini lalu mengenalkan kamera tenteng, lalu film roll-up.Eastman juga mengenalkan "Wage Dividend" dalam mana perusahaan memberi bonus kepada karyawan berdasarkan kinerjanya.
George Eastman yang putus sekolah SMA dari kawasan utara New York, mendirikan perusahaan ini pada 1880 dan mulai membuat piringan-piringan fotografis. Untuk mengembangkan bisnisnya, dia menggunakan mesin bekas untuk membuat piringan-piringan foto. Dalam delapan tahun, nama Kodak menjadi trademark. Perusahaan ini lalu mengenalkan kamera tenteng, lalu film roll-up.Eastman juga mengenalkan "Wage Dividend" dalam mana perusahaan memberi bonus kepada karyawan berdasarkan kinerjanya.
Kodak lalu membuat kamera-kamera seperti Brownie yang diluncurkan pada 1900
dan Instamatic pada 1963.Di lamannya, perusahaan ini mengatakan bahwa sebuah
kamera Kodak telah digunakan pada misi Apollo 11 tahun 1969. "Kamera
Kodak telah digunakan oleh para astronot untuk memfilmkan pendaratan di bulan
hanya dalam jarak beberapa inchi," kata NASA. Film Kodak telah digunakan
pada 80 film pemenang Oscar untuk Film Terbaik.
Pada 1975, Kodak menemukan kamera digital seukuran pemanggang roti.
Kamera digital ini terlalu besar untuk saku fotografer amatir yang kantongnya
kini bisa dipenuhi kamera-kamera digital buatan Canon, Casio dan Nikon.Namun
Kodak malah mencampakkan kamera digital dan bertahun-tahun hanya menyaksikan
pesaing-pesaingnya merampas pangsa pasar digital.
Pada 1994, Kodak men-spin off bisnis kimia-nya, Eastman
Chemical Co, yang terbukti berhasil. Kejatuhan Kodak di depan mata ketika
September lalu, investor menarik 160 juta kreditnya sehingga membuat keuangan
perusahaan menjadi kering. Belum jelas benar bagaimanakah Kodak akan menangani
kewajiban pensiunya, yang kebanyakan mengambilnya berdekade-dekade lalu ketika
perusahaan-perusahaan AS malah menawarkan paket pensiun dan kesehatan yang
lebih menarik.
ANALISIS
1. Mengapa perusahaan berhutang untuk
menjalankan bisnis dan operasionalnya?
Perusahaan Kodak melakukan pinjaman selain untuk
memdapatkan modal untuk melakukan produksi, meminjam modal pada investor juga
dapat memperluas penggunaan produk dan nilai paten dari produk agar perusahaan
bisa berkerjasama dengan beberapa perusahaan yang terkait
2. Kepada siapa perusahaan berhutang
tersebut?
Perusahaan Kodak mendapat pinjaman modal dari investornya yang
berupa beberapa perusahaan terkait dan diantaranya secara langgsung menggunakan
produk yang dikeluarkan oleh perusahaan seperti Wal-Mart Stores Inc,
Target Corp, Sony Corp dan Walt Disney Co.
3. Bagaimana perusahaan melakukan
pembayaran utang tersebut?
Perusahaan akan melunasi kewajibannya kepada investor jika perusahaan
mendapatkan laba dari penjualan produk, karena perusahaan mengalami kerugian
dan pailit, sehingga perusahaan harus menjual beberapa assetnya serta
melaporkan kepailitannya kepada pemerintah agar mendapat bantuan dalam melunasi
utang-utangnya tersebut
4. Apa saja risiko yang dihadapi oleh
perusahaan?
Risiko Operasional
Perusahaan Kodak yang bergerak didunia tekonologi tentu akan banyak
mengalami perubahan dan kemajuan zaman, namun perusahaan ini tidak mampu untuk
memproduksi produk maupun itu menciptakan produk baru ataupun memperbarui
produk lama mereka sesuai dengan kebutuhan dan keinginan para konsumen dan
masyarakat luas, sehingga perusahaan harus menghadapi masalah bahwa produk
mereka tertinggal serta kalah bersaing dengan produk lain dan menimbulkan
kerugian pada perusahaan
Risiko Likuiditas
Perusahaan memiliki risiko tidak dapat melunasi seluruh utang dan
kewajibannya kepada sejumlah perusahaan dan investornnya, apalagi perusahaan
mengalami pailit karena produk yang dijual tidak bisa menhasilkan keuntungan
pada perusahaan
Risiko Reputasi
Perusahaan terancam memiliki reputasi yang buruk karena banyak pengamat
bisnis yang meramalkan bahwa perusahaan tidak mampu lagi beroperasi karena
harga saham perusahaan yang terus menurun
Risiko Tenaga Kerja
Karena perusahaan secara terus menerus mengalami kerugian maka perusahaan
harus mengurangi banyak tenaga kerjanya serta permasalahan untuk membayar gaji
dan biaya pensiun bagi para karyawannya yang masih berkerja
Risiko Bisnis
Persaingan bisnis didunia tekonologi sangatlah pesat, pesaing selalu
mengeluarkan produk terbaru dan lebih canggih, sehingga lebih digemari oleh
konsumen dan laku dipasaran, risiko ini menjadi salah satu risiko yang tidak
bisa dilalui oleh perusahaan Kodak.
5. Bagaimana cara agar perusahaan dapat
mengembangkan usahanya tanpa melakukan kredit atau berhutang?
Karena Perusahaan Kodak sebenarnya sudah lama bergelut didunia teknologi
dan fotograpi, perusahaan juga sudah punya nilai paten atas beberapa produk
yang mereka ciptakan serta sudah mendapat banyak kepercayaan dari beberapa
perusahaan yang menggunakan produknya tersebut tentu saja perusahaan seharusnya
sudah punya banyak pengalaman tentang sektor ini. Sebaiknya perusahaan
membangun kerjasama dengan perusahaan lain masih terkait dengan dunia fotografi
dan teknologi jika memang perusahaan sudah tidak mampu untuk memproduksi
sendiri produk yang dapat laku dipasaran. Dengan berkerjasama dengan perusahaan
lain Kodak masih bisa menggunakan pengalamannya dan berbagai assetnya yang
masih dimiliki untuk keperluan operasional, tanpa harus meminjam modal dari
pihak lain.
Selain itu perusahaan juga dapat beralih ke bidang media sosial seperti
yang telah disarankan oleh analis, selain karena sedang majunya bisnis dalam
dunia online, modal yang harus dikeluarkan jumlahnya pun tidak sebanyak untuk
memproduksi perangkat keras yang biasanya dilakukan oleh Kodak selama ini.
Sumber:
http://94genia.blogspot.co.id/2016/02/studi-kasus-manajemen-risiko-berserta.html


